-->

Mewudhukan Mayit dalam Islam: Sunnah dan Tuntunan Prosedur

Mewudhukan Mayit dalam Islam

Mewudhukan Mayit dalam Islam: Sunnah dan Tuntunan Prosedur-Dalam Islam, proses pemulasaran jenazah memiliki aturan dan tuntunan yang harus diikuti oleh umat Muslim. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah wudhu diperlukan sebelum memandikan mayit atau setelahnya. Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan penjelasan yang komprehensif serta mengacu pada referensi yang relevan.

1. Pentingnya Wudhu pada Proses Pemandian Mayit

Menurut ajaran Islam, mewudhukan mayit sebelum memandikannya merupakan sebuah sunnah yang dianjurkan. Hal ini didukung oleh beberapa referensi kitab yang diakui dalam tradisi keilmuan Islam. Salah satu referensi yang dapat kita gunakan adalah kitab "I'anatuth Thalibiin" karya Imam Bikri Ad Dimyathi. Dalam kitab tersebut, Imam Dimyathi menegaskan bahwa wudhu harus dilakukan sebelum membasuh rambut kepala, sebagai langkah awal dalam proses pemulasaran jenazah.

Referensi lain yang menguatkan pentingnya wudhu pada proses pemulasaran mayit dapat ditemukan dalam kitab "شرح صحيح مسلم للنووي" (Syarah Sahih Muslim) karya Imam An-Nawawi. Kitab ini menjelaskan bahwa mewudhukan mayit sebelum memandikannya merupakan sunnah yang dianut oleh mayoritas ulama, termasuk Mazhab Maliki dan pendapat yang diterima secara umum dalam masyarakat Muslim.

2. Urutan Prosedur Pemulasaran Mayit

Berikut adalah urutan prosedur yang dapat diikuti dalam pemulasaran jenazah:
  1. Menyiram seluruh badan mayit dengan air bersih.
  2. Membersihkan sisa-sisa kotoran yang ada di perut mayit.
  3. Membersihkan area qubul (organ intim perempuan) dan dubur mayit.
  4. Mewudhukan mayit.
  5. Menyiram rambut, janggut, dan bagian tubuh lainnya dengan air sabun atau daun widoro.
  6. Menyiram kembali dengan air bersih untuk menghilangkan sabun.
  7. Menyiramkan air bersih dengan campuran kapur barus.
  8. Setelah proses pemulasaran selesai, mayit siap untuk dikafani dan dimakamkan.

3. Penjelasan Prosedur Pemulasaran Mayit

  1. Menyiram seluruh badan mayit dengan air bersih
    Tujuan dari langkah ini adalah untuk membersihkan seluruh bagian tubuh mayit dari kotoran dan debu.
  2. Membersihkan sisa-sisa kotoran yang ada di perut mayit
    Bagian ini melibatkan membersihkan sisa-sisa kotoran yang mungkin ada di perut mayit. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan kebersihan yang maksimal.
  3. Membersihkan area qubul (organ intim perempuan) dan dubur mayit
    Area qubul dan dubur mayit juga perlu dibersihkan dengan seksama. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan dan kemurnian jenazah.
  4. Mewudhukan mayit
    Setelah membersihkan bagian-bagian tertentu, langkah selanjutnya adalah melakukan wudhu pada mayit. Wudhu ini dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk membersihkan jenazah.
  5. Menyiram rambut, janggut, dan bagian tubuh lainnya dengan air sabun atau daun widoro
    Setelah mewudhukan mayit, rambut, janggut, dan bagian tubuh lainnya disiram dengan air sabun atau daun widoro untuk membersihkannya secara menyeluruh.
  6. Menyiram kembali dengan air bersih untuk menghilangkan sabun
    Setelah menggunakan air sabun atau daun widoro, langkah ini dilakukan untuk menyiramkan air bersih dan menghilangkan sabun yang mungkin masih tersisa.
  7. Menyiramkan air bersih dengan campuran kapur barus
    Proses terakhir adalah menyiramkan air bersih yang dicampur dengan kapur barus. Hal ini bertujuan untuk memberikan harum dan keharuman pada jenazah.

Kesimpulan

Mewudhukan mayit sebelum memandikannya merupakan sunnah dalam Islam. Wudhu dilakukan sebagai langkah awal dalam proses pemulasaran jenazah. Prosedur pemulasaran mayit mencakup menyiram seluruh badan mayit dengan air bersih, membersihkan sisa-sisa kotoran, mewudhukan mayit, menyiram rambut dan bagian tubuh lainnya dengan air sabun atau daun widoro, serta menyiramkan air bersih dengan campuran kapur barus. Semua langkah ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan mengikuti tuntunan agama.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah wudhu pada mayit wajib dilakukan?

Wudhu pada mayit tidak diwajibkan secara fardu, tetapi merupakan sunnah yang dianjurkan. Hal ini berdasarkan konsensus mayoritas ulama yang menyepakati pentingnya wudhu dalam proses pemulasaran jenazah.

2. Mengapa wudhu dilakukan sebelum memandikan mayit?

Wudhu dilakukan sebelum memandikan mayit sebagai bentuk persiapan rohani dan penghormatan terhadap jenazah. Selain itu, wudhu juga memiliki nilai simbolis yang mengingatkan kita akan pentingnya kebersihan dan kesucian di hadapan Allah.

3. Bagaimana cara menyiram rambut dan janggut mayit?

Setelah mewudhukan mayit, rambut dan janggut mayit disiram dengan air sabun atau daun widoro. Penggunaan air sabun atau daun widoro bertujuan untuk membersihkan rambut dan janggut secara menyeluruh. Kemudian, air bersih digunakan untuk menyiram kembali dan menghilangkan sabun yang mungkin masih tersisa.

4. Apa tujuan dari menyiramkan air dengan campuran kapur barus?

Menyiramkan air dengan campuran kapur barus bertujuan untuk memberikan harum dan keharuman pada jenazah. Kapur barus memiliki aroma khas yang dapat menghilangkan bau yang mungkin timbul pada proses pemulasaran.

5. Bagaimana jika tidak memungkinkan untuk mewudhukan mayit?

Jika tidak memungkinkan untuk mewudhukan mayit, misalnya karena kondisi jenazah atau situasi tertentu, tidak ada kewajiban untuk memaksakan wudhu pada mayit. Namun, jika memungkinkan, disarankan untuk tetap melaksanakan wudhu sebagai bentuk penghormatan dan mengikuti sunnah yang dianjurkan.

Sumber Referensi:

  1. I'anatuth Thalibiin karya Imam Bikri Ad Dimyathi.
  2. شرح صحيح مسلم للنووي (Syarah Sahih Muslim) karya Imam An-Nawawi.
  3. كاشفة الساجا شرح سفينة النجا ١٠٢.
Wallohu a'lam.
LihatTutupKomentar
y